Foto: Amber Kebelen |
Pagi
ini, beranda canda rumah rindu SMPN Panca Marga disambangi komplotan laki-laki
dan perempuan berpakaian preman. Mereka tak "berseragam" seperti Romo
Gusti Iri yang mengikuti demo dengan KBRF di gedung DPRD Flotim beberapa hari
lalu. Kehadiran mereka bukan untuk meminta klarifikasi tentang pemindahan
sekaligus pembangunan gedung SMPN Panca Marga. Namun mereka datang dengan
tuntutan hati karena membela rasa sekaligus membagi asa.
Segerombolan
laki-dan perempuan ini adalah anggota PKH (Program Keluarga Harapan) Desa
Kolimasang. Seturut namanya, anggota PKH Desa Kolimasang menampilkan kekuatan
rasa dan membagi seberkas harapan dengan para guru dan siswa/i SMPN Panca Marga
saat apel bendera pagi ini. Mereka didampingi fasilitator PKH, Kecamatan
Adonara, Wilibrodus Wungubelen.
Setutur
fasilitator Kecamatan Adonara Victorya Wungubelen, PKH adalah program dari
Kemensos Republik Indonesia. Ada tiga bidang prioritas program yakni di bidang kesehatan
pendidikan dan kesejahteraan sosial. Pada bidang pendidikan, anggota PKH Desa
Kolipetung memberikan sumbangan buku untuk MIS Desa Kolipetung. Anggota PKH
Desa Tikatukang jg memberikan sumbangan seperangkat permainan dan alat peraga
utk TK dan PAUD Desa Tikatukan. Sementara anggota PKH di Desa Lamahoda dan
Kolilanang memberikan sumbangan kepada lansia di desa setempat.
SMPN
Panca Marga adalah rumah bersama yang telah berumur 43 tahun dengan status
swasta. Kendati sudah beralih status Negeri pada tahun 2017, lembaga ini tak
lantas menjadi tanggung jawab pemerintah dan para guru semata. Ini adalah
tanggung jawab sosial. Karena lembaga pendidikan adalah tabungan lewo tana,
kisah Kepala SMPN Panca Marga, Rofinus Kelake Tura, S.Pd.Mat.
Tak
mungkin kt elak bahwa, orang2 sukses di Kec. Adonara dibenihi di rahim ini.
Maka lembaga ini mesti kita rawat dg cara masing-masing demi melahirkan
generasi yang sehat dan bermanfaat, kisah Ketua PKH Desa Kolimasang,
Emerensiana Bulu. (Teks: Amber Kabelen)
Foto: Amber Kebelen |
Foto: Amber Kebelen |